Fenomena Aneh di Laut Antartika yang Bikin Bingung Ilmuwan, Apakah Pertanda Kiamat Makin Dekat?

Fenomena Aneh di Laut Antartika yang Bikin Bingung Ilmuwan, Apakah Pertanda Kiamat Makin Dekat?

Para peneliti bertanya-tanya perihal fenomena aneh yang terjadi di laut Antartika. Apakah hal ini merupakan tanda kiamat?

Memang pembahasan perihal kiamat semakin menarik jikalau ilmuwan turut serta memberikan pandangannya seputar peristiwa akhir zaman ini.

Terlebih jika pembahasan kiamat perspektif sains dikaitkan dengan informasi-informasi untuk mebahas kejadian-kejadian ganjil yang diduga merupakan tanda-tanda kiamat.

Kembali ke fenomena aneh yang terjadi di laut Antartika ini. Sebagaimana informasi ilmuwan yang meneliti kondisi bawah laut Antartika ditemukan keanehan-keanehan yang terjadi.

Peneliti menemukan, seiring kenaikan suhu bumi, hanyutan angin barat atau yang disebut Antarctic Circumpolar Current (ACC) kini mencapai puncak arus terkencang sepanjang masa dikutip dari laman https://indoseafarer.com/

Berdampak pada Meningkatnya Kekuatan Angin

Menukil CNBC Indonesia, ACC merupakan arus air laut terbesar di dunia yang arahnya bergerak searah jarum jam jika dilihat dari Kutub Selatan, dari arah barat ke timur di sekitar Antartika.

Kekuatan arusnya setara dengan semua arus sungai yang ada di muka Bumi. Kekuatan arus ACC memang tercatat fluktuatif sejak 5,3 juta tahun lalu.

ACC sendiri memegang peran penting, pasalnya dinilai sebagai salah satu yang dapat menjaga temperatur bumi tetap dingin.

Namun, kencangnya ACC turut berdampak pada kekuatan angin yang makin kuat. Bahkan, peningkatannya mencapai 40% di Kutub Selatan.

Meski peran ACC selama ini adalah menjaga suhu Bumi tetap dingin, tetapi arusnya yang terlalu kencang menciptakan energi berlebih. Alhasil, arus air yang dibawa angin kencang mampu berdampak pada es di ujung Kutub Selatan.

“Jika Anda meninggalkan es batu di udara, butuh waktu lebih lama untuk mencair,” kata seorang peneliti, Dr Gisela Winckler, dalam pernyataan resminya.

“Jika Anda meletakkan es batu di air hangat, proses mencairnya akan lebih cepat,” kata dia.

Peneliti ingin menyelidiki apakah angin yang lebih kencang turut dipengaruhi pemanasan global akibat aktivitas manusia. Untuk menjawabnya, beberapa tim peneliti dari berbagai negara menelusuri sejarah ACC melalui inti sedimen yang terbenam di dasar samudra.

Inti sedimen ini sulit dikumpulkan, sebab medannya menantang bagi para penyelam. Namun, para peneliti berhasil mengumpulkan beberapa sampel.

Dari situ diketahui bahwa ketika ACC lebih lambat, partikel kecil mendominasi sedimen. Namun, ukurannya jadi lebih besar ketika arus makin kencang.

Jutaan tahun lalu, ACC makin kuat ketika temperatur Bumi lebih dingin. Namun, 800.000 tahun terakhir, ACC makin kuat ketika suhu Bumi memanas.

Author: admin